IMG-LOGO
Home Nasional Panggil Ormas yang Dinilai Hambat Investasi ke Indonesia, Airlangga: Sudah Kita Inventarisir
nasional | Umum

Panggil Ormas yang Dinilai Hambat Investasi ke Indonesia, Airlangga: Sudah Kita Inventarisir

oleh Alamin - 15 Maret 2025 16:04 WITA
IMG
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist

VONIS.ID - Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Organisasi Masyarakat (Ormas) dinilai mengganggu kelancaran investasi  ke Indonesia.

Terkait hal itu, Pemerintah RI telah mengumpulkan sejumlah Ormas untuk dilakukan evaluasi.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

"Ada banyak yang sudah kita inventarisir," ujarnya beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya, Ormas tersebut sebagai salah satu hambatan rendahnya investasi dalam negeri, baik dari yang berasal dari investor asing maupun domestik.

Ia membeberkan, pelaku usaha banyak mengeluhkan pungli yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab, yang biasanya mengatasnamakan ormas atau LSM. 

Guna mengatasi persoalan itu, Airlangga menyampaikan, bahwa pemerintah saat ini sedang membentuk tim kajian khusus .

Itu bertujuan untuk mengatasi hambatan masuknya investasi ke Indonesia.

Tim khusus itu diharap jadi solusi dalam menarik investasi global untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Ia menjelaskan bahwa Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, hanya dapat dicapai dengan peningkatan investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Investasi dalam negeri ditangani oleh Danantara, jadi kita tambah investasi dari global market,” jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, DEN menggandeng Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, sepakat membentuk tim kajian khusus untuk mengidentifikasi regulasi yang menghambat investasi di Indonesia.

Tim ini akan mulai bekerja selama seminggu untuk mengevaluasi kebijakan yang berpotensi menghambat investasi dan mengusulkan penghapusannya kepada Presiden Prabowo Subianto.

Langkah ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. (*)

Berita terkait